Laman

Senin, 03 Juni 2013

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN


.                                 A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Secara umum media diartikan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi (pesan) dari sumber informasi ke penerima informasi. Menurut AECT (1977), media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan.
Dalam dunia pendidikan, media awalnya dipakai hanya sebagai alat bantu guru (teaching aids) dalam bentuk visual, kemudian seiring dengan perkembangan teknologi alat bantu visual ini dilengkapi dengan alat audio sehingga dikenal dengan istilah audio visual aid (AVA) atau alat bantu pandang dan dengar. Selanjutnya disebut dengan instructional materials, dan kini istilah yang sering digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah media pendidikan atau media pembelajaran.
Gagne & Briggs (1975) menjelaskan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, seperti buku, tipe recorder, kaset, kamera video, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televise, dan computer. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan pembelajaran secara terencana sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
Ciri-ciri umum media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware(perangkat keras).
2.      Media pembelajaran memilikipengertian nonfisik yang dikenal sebagai software(perangkat lunak).
3.      Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik dalam maupun luar kelas.
4.      Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksiguru dan siswa dalam proses pembelajaran.


B.     KEDUDUKAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pembelajaran dikatakan sebagai system karena di dalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Masing-masing komponen saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan.
Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran/ media yang tepat dan sesuai karakteristik penggunaannya. Setelah itu guru menentukan alat dan melaksanakan evalusi. Hasil dan evalusi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilakukan.

C.     LANDASAN TEORITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan  perilaku dapat terjadi kerena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Brunner (1966) dan tiga tingkat utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh “pengalaman” (pengetahuan,keterampilan, dan sikap) yang baru.
Agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat diperhatikan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Ada peribahasa asing yang berbunyi: I hear, I forget; I see, I remember; I do, I understand/ I know .


Salah satu gambar yang banyak dijadikan landasan teori media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah Dale’s cone experience (Kerucut Pengalaman Dale).



Menurut Edgar Dale hasil belajar orang diperoleh mulai dari hal yang konkrit (enactive experience), seperti melalui pengalaman langsung, benda tiruan, dramatisasi, demonstrasi, karyawisata, atau pameran, kemudian dilanjutkan kepengalaman iconic (iconic experience), seperti melihat televise, film, rekaman video, mendengarkan radio, samapi kepada pengalaman abstrak yang berupa symbol (symbolic experience), seperti symbol visual (misalnya peta, grafik, bagan dan sebagainy) dan symbol verbal/kata. Semakin ke atas di puncak kerucut, semakin abstrak media penyampaian pesan itu.
Dapat ditarikkesimpulan bahwa antara pengalaman konkrit dan pengalaman abstrak itu dialami secara silih berganti, hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interprestasi lambing kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya ia terlibat langsung.

 

Tidak ada komentar: