Laman

Minggu, 17 Februari 2013

PERAN TEKNOLOGI DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tidak dapat disangkal bahwa teknologi merupakan suatu “kawasan” yang dapat membantu memecahkan masalah kehidupan umat manusia dari masa ke masa secara efektif dan efesien. Dalam kehidupan sehari-hari , peserta didik banyak diharapkan pada aneka ragam jenis dan produk teknologi , baik yang dijumpai , dimanfaatkan , dialami, maupun yang dinikmati. Menghadapi situasi dan kondisi seperti ini , peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi”, yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti , memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki,menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
Bahan kajian yang diperuntukkan bagi jenjang pendidikan dasar dapat mencakup ranah teknologi dan masyarakat, produk teknologi dan masyarakat, produk teknologi, serta perancangan dan pembuatan karya teknologi ssederhana. Agar perolehannya bermakana, pembelajaran kurikulum pendidikan teknologi hendaknya berintikan pemecahan masalah dengan pendekatan empat pilar belajar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana berawalnya teknologi ?
2.      Apa pengertian teknologi pendidikan ?
3.      Apa dasar pemikiran perlunya teknologi dalam pendidikan ?
4.      Apa saja macam-macam teknologi pendidikan ?
5.      Apa dasar pertimbangan perumusan ?
6.      Apa manfaat dan kekurangan dari teknologi pendidikan ?

C.     Tujuan
1.      Menjelaskan awal mula teknologi.
2.      Mendefinisikan pengertian dari teknologi pendidikan.
3.      Mendefinisikan dasar pemikiran perlunya teknologi dalam pendidikan.
4.      Menjelaskan macam-macam teknologi pendidikan.
5.      Memaparkan dasar pertimbangan perumusan pendidikan teknologi.
6.      Menjelaskan manfaat dan kekurangan dari teknologi pendidikan.












BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Awal Teknologi
Dalam mengembangkan kurikulum, salah satu prinsip yang perlu diperhatikan adalah “sesuai dengan kebutuhan”. Namun, kesepakatan ini baru menjadi masalah apabila diikuti pertanyaan lanjutan, misalnya kebutuhan siapa? Untuk masyarakat yang mana? Masyarakat yang mau diarahkan kemana? Masyarakat agraris, masyarakat industri, masyarakat saat ini, masyarakat tahun 2025, atau masyarakat yang “melek” teknologi.
Kurikulum sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan selalu mendapat sorotan masyarakat termasuk pejabat, ilmuwan, kalangan industry, orang tua, dan lain-lain yang merasa berkepentingan dengan hasil-hasil pendidikan. Bahkan, Winarno Surakhmad (2002:2) mensinyalir bahwa kurikulum yang diciptakan untuk “memecahkan masalah tertentu ternyata lahir justru sebagai masalah”. Oleh karena itu, pengembang kurikulum harus dapat menganalisis, mengadakan koreksi terhadap kekurangannya, dan mencari alternative pemecahan masalah yang kreatif, inovatif, dan missioner.
Soedijarto (1993:125) mengemukakan bahwa dalam  menghadapi abad ke-21, ada tiga indicator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya,yaitu (1) kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan, (2) kemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan, baik dalam segi sosial budaya, dalam segi politik, dalam segi ekonomi, maupun dalam segi fisik biologis, dan (3) kemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan. Sementara itu, Wadirman (1996:3) menyatakan bahwa pendidikan hendakanya  dapat meningkatkan kreativitas, etos kerja, dan wawasan keunggulan peserta didik.
Dari dua pendapat tersebut tampakanya terdapat kesamaan misi dan visi  yang didasarkan pada kenyataan bahwa dunia nyata yang akan dihadapi Oleh peserta didik penuh dengan persaingan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibekali kemampuan guna mengantisipasinya dan dapat mencari alternatif penyelesaian masalah kehidupan yang dihadapinya.
Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan peserta didik adalah adanya perubahan  masa yang akan datang yang belum pasti bentuk dan arahnya. Namun, yang pasti adalah adanya tantangan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang salah satunya berwujud teknologi.
Kata teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sbagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia.
      Nana Syaodih S. (1997:67) menyatakan bahwa sebenarnya  sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dahulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Ada beberapa menurut para ahli tentang pengertian teknologi  yaitu sebagai berikut:
·  MenurutYp Simon (1983) teknologi adalah”suatu disiplin raasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah”.
·   Menurut (An) : “Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin akan tetapi lebih banyak penggunaan unsure berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah”.
·  Menurut Paul Saetiles (1968) : “Teknologi selain mengarah pada pemesinan,teknologi meliputi proses, system, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia”.

Teknlogi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian diatas tampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.
Perkembangan teknologi terjadi apabila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi “dunia” terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J Habiebie (1983:14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas  pengembangan  teknologi terutama teknologi industri, yaitu (1) pesawat terbang (2) maritim dan perkapalan (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa, (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
Dalam kaitan ini, maka timbul pertanyaan, kurikulum apa yang dapat memberikan bekal  kepada peserta didik di jenjang  pendidikan dasar sehingga mereka dapat diarahkan kepada masyarakat yang “sadar teknologi” atau masyarkat yang “melek teknologi”. Pertanyaan yang sama, bagiamana menerjemahkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4, sehingga pembelajaran mencerminkan kawasan pendidikan teknologi.


B.  Pengertian Teknologi Pendidikan
Pengertian teknologi pandidikan diabad ke 20 meliputi lentera pertama proyektor slide kemudian radio dan gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke bawah samapai 15 teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku.
Menurut Prof. Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd: “Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan”. Sedangkan menurut Mackenzie, dkk (1976): “Teknologi pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan”.
Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa: 
·     Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar.
·   Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran, strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis.
·    Belajar teknologi dapat dilingkungan maupun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif dan kooperatif serta tujuan.

C.     Dasar Pemikiran Perlunya Teknologi dalam Pendidikan
Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem pendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, maka pengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti.  Pengembangan kurikulum membutuhkan landasan yang kuat dan didasarkan atas berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis dan lain sebagainya.
Dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang  Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki pengatahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pula untuk : (1) meningkatkan kualitas manusia, (2) meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3) meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional. Dengan menyadari hal tersebut, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi pada perkembangan zaman dan masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 37 UU No.2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembalikan diri, (2) kemampuan akademik dan/atau profesional untuk menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto, 1993: 47).
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam  mengembangkan kurikulum, kedudukan kebudayaan merupakan variabel yang penting.
Ahli lain seperti Print (1993 : 15) menyatakan pentingnya kebudayaan sebagai landasan bagi pengembangan kurikulum dan kurikulum adalah konstruksi dari suatu kebudayaan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan totalitas cara seseorang hidup dan mengembangkan kehidupannya, sehingga ia tidak hanya menjadi landasan di mana kurikulum dikembangkan, melainkan juga menjadi sasaran hasil pengembangan kurikulum itu.
Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak, serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang konkret dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri.
Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat  ini yang sedang ditempa oleh fenomena sosial yang amat besar, yaitu gelombang reformasi dan isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan lingkungan hidup maka perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi maupun reorientasi kurikulum.
Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab hal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu. Perbedaan individu berhubungan dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yaang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum.
Gencarnya perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar mereka dapat memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U. Munandar ( 1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur yang ada.
Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa di jenjang pendidikan dasar tampaknya merupakan salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, serta membuat peralatan-peratalatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan merancang  dan membuat (BTE, 1998:7).



D.    Macam-macam Teknologi Pendidikan
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yanh inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik yaitu :
1.      Sistem berpikir
Setiap berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap metode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum.
2.      Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangin system yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang memungkinkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yanag baru dan suatu strategi utnuk peubahan.
3.      Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu prosuk atau jasa/layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah.
4.      Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energy kreatif kea rah positif. Dapat juga diartikan system pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Control)
5.      Teknologi Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (computer, multimedia, internet dan telekomunikasi) dan pembelajaran yang di desain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah system pemikiran yang berlaku untuk insruksi dan belajar.

Kelima teknologi tersebut suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam pemecahan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual untuk perunbahan yang efektif.
Menurut Davies (1972) ada tiga macam-macam teknologi pendidikan yaitu:
a.       Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratium, computer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya).  Teknologi kini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan, memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli materialyang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.
b.    Teknologi pendidkan dua mengacu pada “perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam mengembangkan instruksional, metodelogi pengajaran dan evaluasi. Jadi teknologi dua yang sekarang bermanfaat menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui pada pengalaman, bermanfaat pada pengalaman belajar. Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrument presentasi atau transmisi.
c.   Teknologi ketiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “perangkat keras” dan “perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu kea rah pendekatan system dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostic yang menarik.

Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya (perangkat keras dan lunak).

E.     Dasar Pertimbangan Perumusan

Adanya rasa tanggung jawab untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, maka kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) merupakan salah satu kurikulum yang “bertugas” menghidupkan budaya teknologi dalam abad “teknologi” ini.
Di berbagai negara dirasakan bahwa pendidikan teknologi perlu dipernalkan pada peserta didik sejak usia dini. Hal ini amat dibutuhkan, sebab dalam kehidupan di sekitar umat manusia banyak sesuatu hal yang merupakan hasil teknologi. Sathweld dan Gugger berpendapat bahwa (1) teknologi merupakan aplikasi pengetahuan, (2) teknologi merupakan “application Based” karena merupakan kombinasi dari pengetahuan, pemikiran, dan tindakan, (3) teknologi  mengembangkan kemampuan manusia karna dengan teknologi memungkinkan manusia mengadaptasi dan menata dunia fisik yang telah ada, dan (4) teknologi berada dalam ranah sosial dan ranah fisik karenanya dikenal adanya teknologi keras dan teknologi lunak.
Pertanyaannya adalah, teknologi yang mana, teknologi yang bagaimana, dan teknologi untuk siapa yang cocok dan tepat bagi anak seusia SD dan SMP. Dalam kaitan ini, Soedijarto (2000: 81) memberi panduan bahwa materi apa pun yang dipelajari siswa ukuran keberhasilannya adalah: (1) melahirkan manusia yang memiliki kemampuan meningkatkan mutu kehidupan ( meningkatkan penghasilan dan daya beli, meningkatkan kesehatan, dan berbagai diemensi kehidupan yang menunjukkan kebermutuan kehidupan, dan (2) martabat manusia ( memperoleh kehidupan dan pekerjaan yang layak).
Untuk mencari pendidikan teknologi yang cocok dapat menggunakan pendekatan keempat model konsep pengembangan kurikulum, yaitu :
a.    Kurikulum subjek akademis, sebab pada dasarnya teknologi ada sejak manusia itu ada, dan pengetahuan tentang teknologi begitu banyak;
b.  Kurikulum humanistik, sebab pendidikan teknologi mengajarkan bagaimana setiap individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya;
c.     Kurikulum teknologi, sebab pendidikan teknologi selain peserta didik memiliki kompetensi-kompotensi tertentu, juga dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan pendakatan desain pembelajaran tertentu;
d.      Kurikulum rekonstruksi sosial, sebab konsep pendidikan teknologi dapat dengan mudah terbentuk pada diri peserta didik melalui aktivitas atau eksperimen (Confrey, 1990: 20). Hal ini dapat dipandang bahwa peran interaksi sosial merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengembangan kurikulum teknologi.

Sodijarto  menyatakan bahwa pembelajaran ideal  ini dengan sendirinya akan selalu berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan peserta didik dan akan dapat menghasilkan manusia terdidik yang mampu membangun masyarakatnya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasakan manfaat dari pendidikan.
Dengan adanya suatu lembaga pendidikan yang dirasakan manfaatnya oleh peserta didik maupun, kiprah dunia pendidikan akan dapat memperoleh dukungan dan peran serta aktif dari peserta didik maupun masyarakat itu sendiri.
Dari beberapa pertimbangan yang telah dikemukakan diatas maka dalam menentukan rumusan tujuan pembelajaran dan bahan ajar, pendidikan teknologi atas hal-hal sebagai berikut:
1.      Rumusan Tujuan
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya mengacu pada pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat pada Pasal 4 UU No. 2 Tahun 1989, yaitu untuk mengembangkan manusia yang utuh, meliputi : (1) keimanan dan ketekwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, (2) sehat jasmani dan rohani, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) berkepribadian yang mantap dan mandiri, dan (5) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya mengacu pula pada pencaian tujuan pendidikan dasar yang terdapat pada Pasal 3 PP No. 27 Tahun 1990, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan kehidupannuya sebagai: (1) pribadi, (2) anggota masyarakat, (3) warga Negara, (4) anggota umat manusia dan (5) mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya agar para lulusan di jenjang pendidikan dasar memiliki kesadaran dan kemampuan menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep teknologi beserta dampaknya, mampu mempergunakan produk teknologi dan memeliharanya, kreatif membuat hasil teknologi yang disederhanakan dan mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai teknologis.

2.      Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar dalam pendidikan teknologi dikembangkan atas dasar (1) pokok-pokok bahasan yang paling esensial dan representative untuk dijadikan objek balajar bagi pencapaian tujuan pendidikan dan (2) pokok bahasan, konsep, serta prinsip atau mode of inquiry, sebagai objek belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki kemampuan untuk berkembang, mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan  dan memanfaatkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak teraralkan (Soedijarto, 2000: 19-51).
Atas dasar landasan pemikiran tersebut, maka ruang lingkup kajian pendidikan teknologi yang dikembangkan dapat mencakup sebagai berikut:
 a. Pilar teknologi, yaitu aspek-aspek yang diproses untuk menghasilkan sesuatu produk teknologi yang merupakan bahan ajar tentang materi/bahan, energy dan informasi. 
 b.    Domain teknologi, yaitu suatu focus bahan kajian yang digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan bahan pengajaran yang terdiri atas:
1)      Teknologi dan masyarakat (berintikan teknologi untu kehidupan sehari-hari, industry, profesi dan lingkungan hidup).
2)      Produk teknologi dan system (berintikan bahan, energy, dan informasi)
3)      Perancanagan dan pembuatan karya teknologi (berintikan gambar dan perancangan, pembuatan dan kaji ulang perancangan).
 c.   Area teknologi, yaitu batas kawasan teknologi dalam program pendidikan teknologi, hal ini anatara lain teknologi produksi, teknologi komunikasi, teknologi energy dan bioteknologi.
Dengan ketiga ruang lingkup ini, pada dasarnya dalam pembelajaran pendidikan teknologi pesertaa didik akan memiliki kemampuan dalam hal : (1) menggunakan dan memelihara produk teknologi, (2) menyadari tentang proses teknologi dengan kerjanya, (3) menyadari dampak teknologi tehadap manusia, (4) mampu menngevaluasi proses dan produk teknologi dan (5) mampu membuat hasil teknologi alternative yang disederhanakan bahkan yang paling 

3.      Bahan Ajar yang Pokok-pokok
Dari tujuan dan lingkup pendidikan teknologi di atas, berikut adalah pokok-pokok bahan ajar yang dianggap “ampuh” untuk perserta didik di jenjang pendidikan dasar (BTE,1998), keterampilan dasar teknik, penjernihan air, bioteknologi, pengelolahan macam-macam bahan, teknologi dan profesi, teknologi produksi, persambungan dan penguatan kontruksi, konversi energy, prinsip-prinsip teknik, system teknik (mesin dan reka cipta), transpormasi dan navigasi, teknologi dan lingkungan hidup, instalasi listrik, komunikasi, computer dan teknologi control, desain teknologi terapan, dan usaha milik sendiri.

4.      Pembelajaran
Agar perolehan peserta didik menjadi bermakna, pendidikan teknologi harus dirancang dengan pendekatan oembelajaran yang mengutamakan kemampuan memecahkan masalah, mampu berpikir alternative dan mampu menilai sendiri hasil karyanya.

Hal ini selaras dengan Soedijarto (2000:69) yang merekomendasikan bahwa untuk memasuki abad ke-21 dalam proses pembelajaran diperlukan:
       a.       Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Dengan pendekatan ini diharapkan akan lahir generasi yang memiliki kepercayaa bahwa manusia sebagai kalifah Tuhan di bumi diberi kemampuan untuk mengelola dan mendayagunakan alam bagi kemajuan taraf hidup manusia.
       b.     Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati proses balajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.
 c.     Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri.     d.      Learning to live together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan penyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan dalam belajar.
F.  Manfaat dan Kekurangan Teknologi Pendidikan

Manfaat dari teknologi pendidikan yaitu :
a.       Teknologi pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung kontruksi pengetahuan:
·     Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan.
·         Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
b.     Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar :
·       Untuk mengakses informasi yang diperlukan.
·       Untuk perbandingan persektif, kepercayaan dan pandangan dunia.
c.      Teknologi pendidikan sebagai media social untuk mendukung pelajaran dengan berbicara:
·         Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
d.    Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar.
e.    Teknologi pendidikan dapat meningkatkan efektifitas dan efisien proses  belajar mengajar.
f.      Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
g.     Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

Selain adanya manfaat teknologi pendidikan ada pula kekurangannya. Kekurangan dari teknologi pendidikan yaitu:
a.   Pihak guru yang tidak bisa menoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggal oleh siswa.
b.    Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang  berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
c.      Teknologi pendidikan yang baik itu hardware maupun software membutuhkan biaya yang mahal.
d.      Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi pendidikan.
e.     Penggunaag teknologi pendidikan dalam bentuk hardware memerlukan  control yang tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software.
f.     Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.







BAB III

A.    Kesimpulan
Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang andal dalam memasuki era kesejagadan, yang ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah satu komponen pendidikan yang pelu dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis kependidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar.
Bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat, serta memahami teknologi dan lingkungan.
Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternative, dan menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together.

B.     Saran

Dari makalah yang saya buat, diharapkan para pembaca mendapatkan informasi yang diinginkan. Pentingnya kurikulum membuat kita memecahkan masalah dalam dunia pendidikan dengan menggunakan teknologi pendidikan. Dengan adanya teknologi pendidikan diharapakan pihak guru/pengajar mampu mengoperasikan/menguasai elektronika agar tidak tertinggal oleh peserta didiknya.